Tuesday, November 19, 2019

WISATA MALIOBORO

MALIOBORO
Jantung Kota Jogja yang Bikin JATUH CINTA




Matahari baru saja terbit. Jalan masih lengang dan udara masih segar ketika dua sahabat lama tak sengaja berjumpa di Malioboro.
"Ngopo kowe esuk-esuk wes tekan Malioboro?"
"Anu .... golek sarapan"
"Walahgolek sarapan kok neng Malioboro? Golek sarapan iku neng omah!"
Mereka berdua tertawa lalu larut dalam nostalgia. Saya yang kebetulan duduk dekat situ nyaris tersedak menahan tawa.
Meskipun terkenal sebagai surga belanja cendera mata dan barang kerajinan, ternyata tak sedikit wisatawan dan orang lokal mendatangi Malioboro pagi-pagi sekali untuk berolahraga atau sekedar menikmati udara segar sambil mencari sarapan. Wisatawan tersebut biasanya menginap di hotel sekitar Malioboro.

HOTEL DEKAT MALIOBORO



Hotel besar pertama di Malioboro dibangun tahun 1908, namanya Grand Hotel de Djokdja. Kerennya, hotel ini masih berdiri hingga saat ini meskipun sudah beberapa kali ganti nama.
Berikut ini beberapa hotel berbintang dekat Malioboro.
  • Hotel Neo Malioboro

    Hotel Neo Malioboro letaknya di Jl. Pasar Kembang, tetapi sangat dekat untuk berjalan kaki ke Malioboro dan Stasiun Tugu. Saya menyukai pemandangan Merapi dari kolam renang dan menu sarapannya yang melimpah. Kamarnya modern minimalis dengan tarif mulai 500 ribuan. Area parkirnya agak terbatas, tetapi ada layanan parkir valet.
  • Grand Inna Malioboro

    Grand Inna Malioboro adalah hotel legendaris yang dibangun tahun 1908 itu. Meskipun sudah beberapa kali berganti nama, orang lokal tetap saja menyebutnya Hotel Garuda. Hotel ini memiliki bangunan bergaya kolonial dan banyak ruang pertemuan. Kamarnya klasik - oke deh, agak tua - tetapi luas. Tarifnya mulai 900 ribuan. Area parkir hotel yang terletak persis di Jl. Malioboro ini juga sangat luas.
  • POP! Hotel Malioboro

    POP! Hotel Malioboro adalah hotel bujet yang terletak di Jl. Gandekan, 500 meter sebelah barat Jl. Malioboro. Kamarnya kecil, tetapi ada sofa yang bisa dijadikan bed tambahan. Tarifnya mulai 300 ribuan. Menu sarapannya terbatas, area parkirnya juga.
  • Hotel Ibis Malioboro

    Hotel Ibis Malioboro terletak di Jl. Malioboro dan memiliki "pintu rahasia" ke Mal Malioboro. Banyak wisatawan menyukai kebersihan kamar dan tempat tidurnya yang nyaman, tarifnya mulai 600 ribuan. Menu sarapan bervariasi dan area parkirnya cukup luas.
Sebelum hotel-hotel berbintang berjejalan seperti sekarang, sudah banyak losmen dan penginapan murah di gang-gang kecil dekat Malioboro. Beberapa masih bertahan hingga sekarang, antara lain: Losmen Setia Kawan, The Munajat Backpacker, Penginapan Happy/Harum II, dan Losmen Utar Pension.
Tarif penginapan tersebut memang murah, rata-rata di bawah 200 ribu rupiah, tetapi tentu saja jangan berharap fasilitasnya seperti hotel berbintang, sebagian besar bahkan tidak punya area parkir untuk mobil. Bukan apa-apa, harga tanah di Malioboro sudah meroket tinggi sekali, tahun 2015 saja sudah menyentuh angka 45 juta rupiah/meter persegi.
Penginapan yang lebih murah kini menyebar dalam radius 3 km dari Malioboro. Ada lho penginapan yang tarifnya 60 ribu/malam untuk kamar yang bisa diisi 4 orang, ada juga yang tarifnya 50 ribu/malam untuk kamar dengan AC dan TV. Penginapan Murah ini untuk anak muda yang suka berkelana dengan ransel besar di punggungnya (backpacker).
Wisatawan yang membawa keluarga bisa mempertimbangkan menginap di guest house dekat Malioboro. Guest house adalah rumah dengan fasilitas lengkap yang disewakan harian. Selain lebih murah ketimbang buka 2-3 kamar di hotel berbintang, guest house juga lebih nyaman karena ada dapur dan mesin cuci yang bisa dipakai tamu. Harga tanah yang selangit menyebabkan jarang ada guest house yang benar-benar dekat dengan Malioboro, untungnya sebagian besar masih dalam radius 5 km dari Malioboro.

TEMPAT WISATA DEKAT MALIOBORO



Menjelang siang hingga malam hari, Malioboro menjelma menjadi surga belanja cendera mata dan barang kerajinan. Lebih dari seribu pedagang kaki lima menggelar dagangannya di emperan toko.
Asal pandai menawar, cendera mata dan barang kerajinan tersebut bisa dibeli dengan harga murah. Mungkin ini yang bikin ketagihan.
Sakdiyah Ma'ruf, komika Indonesia yang masuk dalam daftar 100 perempuan inspiratif dan berpengaruh di dunia tahun 2018 versi BBC, pernah menulis twit "#malioboro is a baby talk for Mari Yo Borong." Saya tak mampu membantahnya.

Selain belanja, Malioboro sekarang juga nyaman untuk jalan-jalan. Ada pedestrian dengan bangku-bangku yang instagramable di sepanjang jalan hingga titik nol kilometer.
Jadi, mari kita jelajahi tempat wisata dekat Malioboro berikut ini dengan berjalan kaki ke arah selatan/keraton.
  • Pasar Beringharjo

    Berjalan sebentar, kita akan sampai ke Pasar Beringharjo. Pasar ini adalah pasar tradisional terlengkap di Jogja. Barang dagangannya kini makin lengkap; mulai dari batik, jajanan pasar, jejamuan, hingga patung Budha seharga ratusan ribu.
  • Masjid Siti Djirzanah

    Masjid yang baru diresmikan tahun 2018 ini sangat cantik. Sekilas terlihat mirip kelenteng, tetapi berwarna biru. Arsitektur masjid ini erat kaitannya dengan budaya yang tumbuh di Malioboro sejak dahulu. Masjid ini letaknya di depan Pasar Beringharjo (seberang jalan)
  • Hamzah Batik

    Hamzah Batik adalah toko batik dan cendera mata paling ramai di Jogja, letaknya juga di depan Pasar Beringharjo. Barang-barang yang dijual tak jauh berbeda dengan yang ditawarkan pedagang kaki lima Malioboro, tetapi di sini kita tidak perlu menawar lagi dan ruangannya nyaman ber-AC
  • Benteng Vredeburg

    Setelah Pasar Beringharjo, ada Benteng Vredeburg.
  • Taman Pintar

    Di sebelah timur Benteng Vredeburg ada Taman Pintar Yogyakarta, sebuah wahana wisata untuk bermain sambil menambah pengetahuan di bidang teknologi.
  • Km Nol Jogja

    Gedung-gedung berarsitektur Indis yang ikonik di kawasan nol kilometer ini sangat instagramable untuk menjadi latar belakang foto selfie.
  • Museum Sonobudoyo

    Museum Sonobudoyo terletak dekat km 0 Jogja. Museum sejarah dan kebudayaan Jawa ini juga berisi 1200-an koleksi keris dari berbagai penjuru Nusantara.
  • Alun-Alun Utara

    Alun-alun utara adalah halaman depan Keraton Yogyakarta. Berbagai acara yang berkaitan dengan Keraton digelar di sini, seperti Sekaten yang diselenggarakan setiap Bulan Rabiul Awal.
  • Museum Kereta

    Museum Kereta Keraton Ngayogyakarta terletak di barat daya alun-alun utara. Museum ini memiliki koleksi lengkap kereta-kereta yang pernah dan masih digunakan oleh raja dan kerabatnya hingga saat ini.
  • Keraton Yogyakarta

    Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

MALIOBORO MALAM HARI



Saat matahari sudah bergulir ke ufuk barat dan lampu-lampu penerang jalan dinyalakan, saat itulah Malioboro melipatgandakan daya pikatnya yang magis.
Ada kenangan manis yang tertinggal di bangku-bangku di pedestrian, ada kerinduan yang berbisik lewat alunan nada yang dilantunkan musisi jalanan. Semuanya sedang memanggilmu untuk datang lagi ke Malioboro.

OLEH-OLEH BAKPIAK PATHUK



BAKPIAK PATHUK


Yogyakarta - Liburan ke Jogja jangan lupa bawa oleh-oleh khasnya. Bakpia jadi salah satu kue favorit para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini. Rasanya beragam dan enak!

Bakpia memang telah lama menjadi salah satu oleh-oleh ikonik di Jogja. Ada banyak sekali penjual bakpia, yang terkenal seperti Pathok 25 hingga Kurnia Sari. Jika diceritakan dari asal usulnya, bakpia ini merupakan kue khas China yaitu Tou Luk Pia dengan isian kacang hijau.

Diperkenalkan di Yogyakarta, produksi bakpia mulai dibuat di Kampung Pathuk sekitar tahun 1948 sehingga disebut bakpia pathuk.

Bakpiaku: Ada Oleh-oleh Kekinian Khas Jogja, Bakpia Keju, Matcha hingga Cappuccino


Bisa dikatakan sebagai pendatang baru Bakpiaku kini bisa jadi pilihan oleh-oleh Yogyakarta. Pilihan isiannya juga lebih modern dan bervariasi. Mulai dari keju, cokelat, susu, cappuccino, matcha hingga kacang hijau. Tersedia dua ukuran yaitu isi 5 (Rp 15.000) dan 10 (Rp 25.000).

Aneka rasa Bakpia yang dipesan detikFood.

Penasaran dengan rasanya, detikFood memesan bakpia ini secara online. Kami mencoba rasa keju, kacang hijau, cappuccino dan matcha dengan isi 5 buah. Soal kemasan Bakpiaku memang agak berbeda dengan yang lain. Bakpia isi 5 kemasannya warna-warni dengan bentuk seperti bungkus permen, cantik!


Baca juga: Mana Bakpia Kacang Hijau Paling Lembut dan Legit?


Kalau bisa digambarkan, menurut kami bagian kulit bakpia ini hampir mirip dengan bakpia Pathok namun isiannya mirip seperti bakpia Kurnia Sari. Meskipun begitu, ada perbedaan sedikit karena masing-masing bakpia memiliki ciri khas.

Dipadu dengan secangkir teh, bakpia dengan rasa cappuccino bisa jadi pilihan. Tekstur adonan bakpianya lembut dan mudah hancur. Berlapis tipis, adonan kulit bakpianya tidak memiliki rasa namun beraroma khas adonan panggang yang nikmat.

Isian cappuccinonya sangat tebal dan bertekstur lengket. Rasanya manis cokelat dengan semburat aroma kopi yang nikmat. Ketika dikunyah, terasa lengket tapi enak dengan isian yang royal.

Pencinta matcha, wajib coba nih. Isian matcha berwarna hijau lumut ini memiliki rasa yang cukup enak. Terdapat aroma matcha yang khas dengan sensasi rasa pahit yang ringan. Meskipun manis sedikit pahit khas matcha, pecinta matcha pasti suka dengan rasa ini. Nyam!

Kalau rasa yang satu ini justru tak boleh Anda lewatkan. Bakpia dengan rasa kejunya memang juara! Wah, ketika di belah terlihat isian adonan keju dengan warna kuning keemasan. Aroma kejunya tercium samar-sama di hidung, hmm tak sabar ingin mencicipnya.

Ketika digigit, paduan rasa keju yang gurih dengan campuran rasa manis berpadu sempurna di mulut. Rasa ini menjadi salah satu favorit kami.

Selain bakpia rasa kekinian yang sudah dicicip, kami juga mencoba bakpia kacang hijau. Isian warnanya putih agak kuning yang makin enak dinikmati bersama dengan kulit lumpia yang kering dengan tekstur kacang hijau lembut yang manis enak.


Selain bisa dipesan secara online, bakpia ini juga bisa dibeli di beberapa tokonya yang berada di Jalan Gajah Mada No. 60, Jogja, Jalan Solo KM. 9, Jogja dan di Jalan Kaliurang KM. 5.

Bakpia dengan rasa keju, cokelat dan cappuccino bisa bertahan hingga 14 hari dan matcha serta kacang hijau bisa 7 hari. Jadi bisa jadi pilihan oleh-oleh enak untuk keluarga di rumah!

DAPOER GENDING




DAPOER GENDING 
Di Rumah Makan Dapoer Gending kamu bisa menyantap makanan tradisional khas Nusantara yang disajikan dengan tambahan sayuran segar yang nikmat.
Rumah makan ini terletak di jalan Pramudya Wardhani No.19, sangat dekat dengan obyek wisata Candi Borobudur.
Kamu hanya perlu berjalan kaki selama 5 menit untuk sampai ke warung ini dari Borobudur. Jadi sangat pas jika sudah merasa cukup lapar namun malas untuk harus jauh jauh mencari makan.

SEJARAH CANDI MENDUT

Sejarah Candi Mendut 

Sejarah candi mendut merupakan topik yang juga menarik untuk dibahas. Candi Mendut adalah salah satu candi bercorak Budha yang cukup populer di Indonesia. Candi Mendut berada di Jawa Tengah, tepatnya di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Letaknya sekitar 38 km dari Kota Yogyakarta. Candi ini juga tidak cukup jauh dari candi terkenal lainnya, Candi Borobudur. Dilihat dari sejarah candi mendut, candi Borobudur memiliki kaitan yang cukup erat dengan Candi Borobudur dan Candi Pawon. Bila Anda melihat dari peta, letak ketiga candi Budha ini membentuk garis lurus dari arah utara ke selatan. Artikel ini akan memberikan gambaran umum mengenai sejarah candi mendut beserta cerita dibalik arsitektur yang terkandung di dalamnya.
Sejarah Candi Mendut
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, Candi Mendut merupakan candi bercorak Budha yang cukup terkenal baik dalam skala nasional atau pun mancanegara. Kata mendut sendiri berasal dari kata Venu, Vana, Mandira yang artinya candi yang berada di tengah hutan bambu. Sejarah awal pembangunan candi mendut masih memiliki beberapa versi dan belum dapat dipastikan kebenarannya.
Sejarawan terkenal bernama J.G. de Casparis memaparkan bahwa candi mendut dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di tahun 824 M. Hal ini berdasarkan isi dari Prasati Karangtengah per tahun 824 M. Di dalam prasasti tersebut disebutkan bahwa Raja Indra membangun sebuah bangunan suci dan menamainya Wenuwana. Wenuwana atau hutan bambu ini diartikan oleh de Casparis sebagai Candi Mendut. Dengan menggunakan asumsi, maka sejarah candi mendut sudah dimulai sebelum candi borobudur. Candi mendut memiliki umur yang lebih tua dibandingkan Candi Borobudur, salah satu candi terbesar dan tersohor di dunia yang sempat masuk ke 7 Keajaiban Dunia.
Penemuan Kembali Candi Mendut
Penemuan kembali candi mendut terjadi di tahun 1836. Pada saat itu, berhasil ditemukan seluruh bagian candi mendut kecuali bagian atap dari candi. Pemerintah Hindia Belanda pada saat itu melakukan pemugaran sejak tahun 1897 sampai 1904. Hasil dari upaya ini cukup baik dengan berhasil mengembalikan bagian kaki dan tubuh candi lewat rekonstruksi. Meski begitu, terdapat beberapa bagian candi yang masih belum dapat direkonstruksi kembali. Empat tahun berselang, Van Erp menjadi pemimpin untuk kegiatan rekonstruksi Candi Mendut tahap dua. Tim ini melakukan aktivitas pengembalian bentuk atap candi, pemasangan stupa stupa dan perbaikan pada beberapa puncak atap candi. Tujuan rekonstruksi ini cukup baik hanya saja sempat terkendala dana di tengah prosesnya. Kegiatan rekonstruksi ini baru dimulai kembali di tahun 1925. Berkat upaya rekonstruksi ini, kita kini dapat menikmati keunikan candi mendut sambil mempelajari sejarah candi mendut dan pesan dibalik setiap arsitekturnya.
Arsitektur Candi MendUT
Secara umum, candi mendut memiliki denah dengan bentuk persegi. Candi mendut memilki tinggi bangunan keseluruhan 26.4 m. Bagian tubuh candi berada di atas batu dengan tinggi 2 m. Di permukaan batu tersebut memilki selasar yang lebar. Di dinding candi mendut, terdapat kurang lebih 31 panel yang menampilkan beberapa relief cerita, sulur suluran serta pahatan bunga yang menandakan corak dari candi mendut. Bila Anda berkunjung ke candi ini, Anda akan melihat beberapa saluran untuk membuang air dari selasar di sepanjang dinding luar langkan. Bagian saluran ini disebut dengan jaladwara. Jaladwara ini menjadi ciri khas pada candi candi yang berada di kawasan Jawa Tengah. Jenis jaladwara ini dapat Anda temukan pada candi candi terkenal di Jawa Tengah & Yogjakarta seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Ratu Baka dan Candi Banyuniba. Meski begitu, bentuk jaladwara tidaklah sama dan memilki ciri sendiri sesuai dengan ciri khas candi tersebut. 
Bagian tangga candi terletak di sisi barat candi yang juga berada di depan pintu masuk ke dalam tubuh candi. Di pintu masuk candi ini, Anda bisa melihat bilik penampil yang menjorok keluar. Bilik penampil ini memiliki tinggi yang serupa dengan atap candi sehingga terlihat menyatu dengan tubuh candi. Pintu masuk tubuh candi ini tidak memiliki garupa ataupun bingkai pintu sebagaimana candi lainnya. Bilik ini memiliki bentuk berapa lorong dengan langit berongga rongga memanjang dengan penampang segi tiga.
Relief Candi Mendut
Sebagaimana candi lainnya, candi mendut juga memiliki relief dengan corak yang khas. Berikut merupakan beberapa relief yang berada di candi mendut:
  • Relief Kuwera & Hariti
Relief Kuwera & HaritiRelief kuwera atau Ayataka adalah relief yang terukir di bagian dinding utara di bilik penampil. Kuwera sendiri adalah raksasa pemakan manusia yang dikisahkan melakukan pertobatan setelah bertemu dengan Budha. Kuwera ini memiliki istri bernama Hariti. Hariti sendiri memiliki kisah hidup yang sama dengan Kuwera. Ia adalah raksasa pemakan manusia yang juga akhirnya bertobat setelah bertemu Budha. Hariti kemudian menjadi seorang pelindung bagi anak anaknya dengan Selain di candi mendut, relief Kuwera dan Hariti ini juga banyak terdapat pada candi lain seperti Candi Sewu, Candi Kalsan dan Candi Banyuniba. Di dalam relief yang terukir di candi mendut, tergambang kuwera sedang duduk di atas bangku. Di sekelilingnya anak anak kuwera terlihat sedang bermain. Di bawah tempat duduk Kuwera, terdapat pundi pundi uang. Gambar ini menjelaskan Kuwera sebagai dewa kekayaan. Sedangkan di relief Hariti, Anda bisa melihat gambaran yang serupa. Hariti terlihat sedang duduk di kursi dengan memangku anaknya. Terdapat juga beberapa anak Hariti dan Kuwera yang juga sedang bermain.
  • Relief Bodhisattva Ayalokitesvara
Relief Bodhisattva AyalokitesvaraRelief ini menerangkan kehidupan Budha. Relief ini terletak di dinding selatan Candi Sewu. Di dalam relief ini, Budha digambarkan sedang duduk diatas padmasana atau singgasana dari bunga padma. Budha duduk di bawah pohon kalpataru. Dalam relief ini, Dewi Tara juga tampak sedang duduk di atas padmasana di sisi kiri Budha. Sedangkan pada sisi kanan juga terdapat perempuan yang duduk juga di atas padmasana. Di sisi kiri dan kanan atas tergambar gumpalan awan. Di gumpalan awan itu, tergambar pria yang membaca kitab. Sedangkan di siis kiri dan kanan relief ini tergambar pilar batu yang bertumpuk. 
Di atas pilar tersebut tergambar Gana yang sedang berjongkok dan menyangga sesuatu. Di depan Budha duduk, terdapat kolam dengan banyak bunga teratai. Air kolam ini direpresentasikan sebagai air mata Budha akibat kesedihan Budha yang sedang memikirkan umatnya yang sengsara di dunia. Di depan kolam ini juga terlihat dua perempuan yang muncul dari sela kolam teratai.
  • Relief Bodhisatwa
Relief BodhisatwaRelief ini terletak di sisi dinding timur Candi Mendut. Di dalam relief ini, terlihat Budha dengan sosok memiliki tangan empat yang berdiri di atas lingga. Di relief ini, Budha menggunakan pakaian kebesaran raja. Budha digamabrkan memancarkan sinar dewa dari kepalanya. Tangan kiri belakang Budha terlihat memegang kitab sedangnya tangan kanannya memegang tasbih.
Tangan depan Budha menggambarkan sikap yaramudra. Yaramudra adalah sikap Budha sedang bersila dengan bentuk tangan memberi anugrah. Di sebelah kiri Budha terlihat terdapat bunga teratai yang seolah keluar dari bejana. 
  • Relief Dewi Tara
Di sisi utara Candi Mendut, terlihat relief yang menggambarkan Dewi Tara. Di dalam relief ini, terlihat Dewi Tara yang duduk di atas padmasana dengan kedua orang lelaki di sisi kiri dan kanannya. Dewi Tara dalam relief ini digambarkan memiliki delapan tangan. Tangan Dewi Tara memegang beberapa barang seperti tiram, wajra, cakra, tasbih, kapak, tongkat, kitab dan cawan.
  • Relief Sarwaniwaranawiskhambi
Dalam relief ini, digambarkan Sarwaniwaranawiskhambi yang berdiri di bawah payung. Relief ini terletak di sisi barat depan Candi Mendut. Di dalam relief ini Sarwaniwaranawiskhambi terlihat memakai pakaian kebesaran kerajaan.
Arca Candi Mendut
Salah satu bagian sejarah candi mendut adalah adanya arca besar yang unik. Bagian arca ini terletak di bagian tubuh candi mendut. Terdapat 3 buah arca Budha besar, yang terdiri dari :
1. Arca Dyani Budha Cakyamuni
Arca ini juga dikenal dengan nama Vairocana. Arca ini terletak di tengah candi dengan menghadap bagian barat Candi Mendut. Arca ini terlihat dalam posisi duduk dengan kedua kakinya menyiku ke bawah. Kakinya menapak di landasangan yang memiliki bentuk bunga teratai. Sementara tangan arca dyani budha cakyamuni bersikap dharmacakramudra. Sikap ini bermakna Budha yang sedang memutar roda kehidupan. (Baca Juga : Sejarah Sepak Bola)
2. Arca Budha Avalokitesvara
Arca Budha avalokitesvara atau Lokesvara terleta di sebelah utara dyani budha cakyamuni. Arca ini menghadap ke sisi selatan candi mendut. Dalam arca ini, Budha digambarkan sedang berduduk dengan kaki kirinya dilipat kedalam. Sementara kaki kanannya menjuntai ke arah bawah. Arca Budha avalokitesvara ini mengambil sikap tangan varamudra yang artinya Budha sedang memberikan pengajaran. Arca lokesvara ini dirupakan memakai pakaian kebesaran kerajaan dengan ditambah perhiasan di bagian leher, bahu, telinga. Tak lupa ada mahkota yang menambah keagungan dari arca ini.
3. Arca Bodhisatva Vajrapani
Arca ketiga ini memiliki letak di sebelah kiri archa Budha Sakyamuni. Arca bodhisatva vajrapani digambarkan menghadap ke uata. Dalam arca ini, Budha digambarkan sedang dalam posisi duduk dengan posisi kaki kanan dilipat dengan telapak kaki Budha menyentuh paha. Sementara paha kirinya digambarkan menjuntai ke bawah. Sama halnya seperti arca Budha avalokitesvara, arca bodhisatva vajrapani juga digambarkan memakai pakaian kebesaran kerajaan.
Dari artikel ini, dapat kita lihat bahwa sejarah candi mendut cukup panjang dan memiliki banyak cerita di dalamnya. Candi mendut memang cukup unik bila dibandingkan dengan candi candi Budha lain di Indonesia. Keunikan candi mendut dapat dilihat dari ukuran arca Budha yang terbilang besar untuk ukuran candi Budha di Indonesia, khususnya candi di sekitar Jawa Tengah. Candi Mendut juga memiliki banyak relief yang menjelaskan cerita Jataka. Cerita dalam relief di Candi Mendut banyak yang menjelaskan hukum sebab akibat yang tentunya sangat bermanfaat untuk diketahui bersama. Relief ini tersebar di dinding candi mendut. Candi Mendut adalah salah satu candi yang wajib dikunjungi bila Anda singgah ke kawasan Jawa Tengah maupun Yogyakarta.

SAUNG MAKAN BU EMPAT



SAUNG MAKAN BU EMPAT


            Saung makan bu empat adalah sebuah restoran yang terkenal di jogja berikut adalah foto-foto dan review dari para orang yang telah datang ke restoran tersebut.








Saung ini tempatnya nyaman dengan udara yang segar. Resto ini ramah lingkungan dengan tatanan yang serasi. Layanannya baik dan memuaskan. Penyajiannya cukup bagus. Tersedia menu Udang goreng mentega, Udang goreng tepung, Udang bakar madu, Nila bakar, Ca kangkung, Sop gurame dan lainnya. Udang goreng tepung rasanya gurih dan nikmat. Sop gurame terasa segar dan mantap. Ca kangkungnya terasa enak dan mantap. Makan disini bisa santai.




Saya suka suasana di sini dan makanan juga. Mereka memiliki kolam ikan dan beberapa pondok piknik kecil, terpisah dari aula utama. Itu dekat jalan raya namun tersembunyi dari pandangan publik.




Jika Anda ingin pergi ke tempat alam, anda harus memilih tempat ini. Anda tidak akan menyesal. Tempat yang nyaman dan makanan yang lezat. Makanan ikan dan hidangan laut adalah besar.





WISATA UNIK KETEP PASS


KETEP PASS

Ketep Pass merupakan obyek wisata alam yang menyuguhkan panorama indahnya pegunungan dan pengetahuan tentang kegunungapian. Adalah H. Mardiyanto selaku Gubernur Jawa Tengah yang memprakarsai bukit ini menjadi tujuan wisata di jalur Solo-Selo-Borobudur dan diresmikan oleh Presiden Megawati Sukarno Putri pada 17 Oktober 2002. Dengan luas sekitar 8.000 m², Ketep Pass dilengkapi dengan fasilitas gardu pandang, Ketep Volcano Theatre, Ketep Volcano Centre, teropong, Ketep Pass Restaurant, Pelataran Panca Arga, arena bermain anak-anak, area parkir yang luas dan mushola.
Gardu pandang di Ketep Pass berupa dua buah gazebo yang berbentuk persegi panjang dan segi delapan. Di gazebo ini kamu dapat menikmati pesona kemegahan gunung kembar, Merapi Merbabu. Dua gunung yang berdiri bersisihan tersebut nampak perkasa dan gagah. Di bawahnya terlihat hamparan lahan pertanian yang menghijau serta rumah-rumah penduduk yang berdiam di lereng gunung.
Di Ketep Pass Magelang juga terdapat museum bernama Ketep Volcano Centre yang menyajikan berbagai informasi mengenai Gunung Merapi. Memasuki bangunan yang bentuknya melingkar ini, kamu bisa melihat miniatur Gunung Merapi, contoh batuan sisa erupsi dari tahun ke tahun, poster Puncak Garuda (puncak Gunung Merapi) dengan ukuran 3 x 3, poster peringatan dini banjir lahar dingin, foto-foto dokumentasi letusan Gunung Merapi dari tahun ke tahun, serta stereoskop atau alat yang digunakan untuk melihat hasil foto udara menjadi sebuah gambar 3 dimensi.
Titik tertinggi Obyek Wisata Ketep Pass Magelang ini terdapat di Pelataran Panca Arga. Jika cuaca sedang cerah dan tidak ada kabut atau awan yang menghalang pandangan, kamu bisa melihat keindahan puncak 5 gunung dari pelataran ini. Gunung-gunung tersebut yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Slamet.






Aktivitas Yang Bisa Dilakukan Di Ketep Pass Magelang

  • Menonton Film Dokumenter
    Jika ingin melihat dasyatnya erupsi Merapi tahun 2010 silam, kamu bisa masuk ke Ketep Volcano Theatre. Di gedung ini diputar film dokumenter tentang erupsi Gunung Merapi dengan durasi sekitar 20 menit. Tidak ada jam khusus untuk bisa melihat film dokumenter ini. Selama kuota penonton sudah mencapai 15 orang, maka film akan diputar.
  • Meneropong
    Jika kamu ingin melihat bentukan si gunung kembar secara lebih dekat, kamu bisa menyewa teropong yang telah tersedia di Pelataran Panca Arga dan gardu pandang. Dengan membayar Rp 3.000, kamu dapat melihat bentukan-bentukan atau kontur Gunung Merapi dan Gunung Merbabu secara lebih dekat. Selain teropong yang disediakan pengelola, kamu juga bisa menyewa binokuler dari warga. Dengan membayar Rp 3.000, kamu bisa menggunakan binokuler selama 20 menit. Sedangkan jika membayar Rp 5.000, kamu bisa menggunakan binokuler ini selama 1 jam.
  • Sunrise Seeing
    Ketep Pass Magelang menyajikan pengalaman untuk menikmati sunrise yang sedikit berbeda. Kenapa? Karena lokasi Ketep Pass Magelang ini berdekatan dengan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Jika cuaca bagus dan langit bersih, kamu bisa melihat mentari yang muncul dari sela-sela gunung kembar tersebut lengkap dengan foreground atap warung yang tertata dengan rapi. Waktu terbaik untuk menikmati sunrise disini adalah bulan Juni hingga Agustus. Sedangkan spot terbaik ada di kawasan parkirasn sebelah utara. Selain dari tempat parkir, kamu juga bisa melihat munculnya sang mentari dari Pelataran Panca Arga.
  • Hunting Foto
    Ketep Pass merupakan lokasi yang asyik untuk hunting foto. Bagi penggemar landscape, kamu bisa mengabadikan sunrise dengan latar belakang gunung yang megah, areal pertanian warga yang membentuk kontur indah, hingga gugusan perbukitan dan gunung-gunung yang berdiri berjajar serupa benteng penjaga. Sedangkan bagi penggemar foto-foto human interest, kamu bisa memotret warga yang sedang beraktivitas di ladang, para penjual sayur, penjaja jagung bakar, dan beragam momen menarik lainnya.
  • Belajar Tentang Gunung Merapi
    Bila di Museum Gunung Merapi memberikan informasi tentang Gunung Merapi dan gunung api secara keseluran di Indonesia dan dunia, Ketep Volcano Centre hanya menyajikan informasi tentang Gunung Merapi. Di sana kamu bisa melihat beragam koleksi apik yang berhubungan dengan gunung berapi paling aktif di Indonesia ini. Kamu juga bisa mencoba melihat melalui stereosokop (alat untuk melihat hasil foto dari udara menjadi 3 dimensi).

Lokasi dan Akses Ketep Pass Magelang

Obyek Wisata Ketep Pass terletak dijalur Solo-Selo-Boyolali (SSB) atau l tepatnya di Jl. Blabak – Boyolali Km. 16, Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Dari Jogja terdapat dua jalan yang bisa dilewati. Jalur pertama merupakan jalur yang umum dilewati yakni Jalan Magelang – Muntilan – Blabak (pertigaan Blabak belok kanan) – Sawangan – Ketep. Sedangkan jalur kedua bisa melewati jalan kecil di samping Klenteng sebelum pasar Muntilan. Dari Klenteng Hok An Kiong itu tinggal lurus saja mengikuti jalan utama (kamu akan melewati Pasar Talun dan jembatan gantung) hingga menemui pertigaan Kecamatan Sawangan, dari pertigaan itu silahkan belok kanan sampai menemui pertigaan Ketep Pass.

WISATA RELIGI SOKO TUNGGAL





MASJID SOKO TUNGGAL







Yogyakarta - Masjid-masjid masa lampau yang dibangun di wilayah Kasultanan Mataram Islam Ngayogyakarta Hadiningrat banyak memiliki keunikan dan nilai filosofis. Salah satu di antaranya adalah masjid Keraton "Soko Tunggal" dengan arsitektur unik dan penuh nilai filosfis yang hanya memilki satu tiang penyangga utama dari kayu.

Masjid Keraton "Soko Tunggal" terletak di depan pintu masuk obyek wisata Taman Sari, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton di kawasan Njeron Beteng Keraton Yogyakarta. Di dinding masjid terdapat prasasti bertuliskan; Masjid "Soko Tunggal" diresmikan pada hari Rabu Pon tanggal 28 Pebruari 1973 oleh; SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX, selesai dibangun pada hari Jumat Pon tanggal 21 Rajab TH. BE Sinengkalan "Hanembah Trus Gunaning Janmo" 1392 H atau 1 Setember Sinengkalan "Nayono Resi Anggorto Gusti" 1972 M.

Salah seorang pengurus takmir masjid keraton "Soko Tunggal" Yogyakarta, Sugeng Purnomo (60) mengatakan masjid ini memilki keistimewaan di antaranya tiang penyangga utama hanya ada satu batang dari kayu jati. Adanya batu umpak dari zaman Sultan Agung Hanyokrokusumo. Masjid "Soko Tunggal" ini dibangun juga tidak menggunakan paku.

"Batu umpak bekas Kraton Sultan Agung itu dibawa dari Kraton Pleret. Dulu bawanya dari Pleret ke sini dinaikkan gerobak yang ditarik sapi. Dulu dinaikkan mobil nggak kuat malahan, anehnya ditarik gerobak sapi malah kuat," kata Sugeng Purnomo di masjid "Soko Tunggal" Yogyakarta, Kamis (17/5/2018).

Pada atas batang soko guru terdapat 4 batang sehingga berjumlah 5 yang menyimbolkan Pancasila. Memasuki masjid ini juga disuguhi ukiran-ukiran yang memilki banyak simbol serta menambah keindahan masjid.

"Kayu-kayunya jati asli, semuanya tetap dipertahankan keaslianya. Bangunan baru dibangun di sisi selatan sama di depan,"katanya.

Dulunya, lahan untuk masjid ini seperempatnya adalah makam. Kemudian Sri Sultan HB IX memerintahkan untuk dibangun masjid. Saat itu kondisi lingkungan masih banyak pohon-pohonan rindang dan lampu listrik baru ada beberapa saja.

Masjid ini selalu ramai dkunjungi baik warga sekitar maupun wisatawan. Apalagi tempatnya berada di komplek wisata Taman Sari yang selalu ramai dikunjungi.



RESTORAN UNIK RAMINTEN


RESTORAN UNIK RAMINTEN

Siapa yang tidak mengenal The House of Raminten Yogyakarta? Masyarakat Lokal di Jogja sudah pasti tau, The House Of Raminten  sudah dikenal oleh para pecinta kuliner baik domestic jogja ataupun luar jogja. Rumah Makan ini terletak di Jalan FM Noto nomor 7, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta. House of Raminten sendiri dibuka sudah cukup lama, yaitu Desember 2008 oleh Hamzah Sulaeman. Hamzah Sulaeman adalah salah satu penerus dari grup Mirota yang terkenal itu. Sedangkan nama Raminten sendiri konon berasal dari nama panggung Hamzah saat bermain di serial  Jogja TV.
Desain rumah makan The House of Raminten menyerupai rumah pada umumnya. Bagian teras digunakan sebagai tempat menerima tamu yang dilengkapi dengan resepsionis, televisi, kereta kencana, dan sepeda kuno untuk latar belakang berfoto. 
Area makan terdapat di tiga lantai, berupa meja makan berkursi atau lesehan, serta pendopo di tengah-tengah ruangan di lantai satu. Kini pendopo beralih fungsi sebagai area makan tambahan. Di belakang pendopo terdapat kamar mandi yang dilengkapi bathup, tetapi toilet yang dapat digunakan berada di samping kandang kuda, di ruangan paling belakang.
House of Raminten ini adalah sebuah rumah makan dengan konsep unik, menyusun konsep sebuah rumah jawa dimana pertama kita masuk dihadapkan pada sebuah ruang tamu tempat kita memesan meja. Kalo ke sini usahakan datang lebih awal, misal sekitar pukul 17.30 atau 18 dimana belum saatnya jam makan malam, karena kalo tidak bisa-bisa kita masuk waiting list. 
Gambar 0.2 Berfoto dengan patung Raminten (dokpri)

Kreatifnya, di ruang tamu ini disediakan kursi yang cukup banyak seperti kursi ruang tunggu bank atau terminal. Untuk membuang rasa bosan saat terkena waiting list kita bisa melihat televisi yang disediakan di sana atau berfoto di pojok selfie yang memang disediakan. Beberapa fasilitas selfie yang ada yaitu kereta kencana dengan patung pak kusir yang bersila di bawah kereta, sepeda kuno, beberapa tulisan unik yang digantung di dinding dan maskot dari House of Raminten yaitu panggung dengan patung Raminten sebesar orang dewasa.
Salah satu keunikan lainnya adalah pramusajinya, dimana saat pesan kamu harus pesan pada pramusaji yang wanita dan nanti saat pengiriman makanan baru pramusaji pria yang  mengantar. Para pramusajinya pun memakai pakaian khas jawa. Hal ini tentu menjadi daya Tarik sendiri bagi para wisatawan yang datang untuk menikmati makanan Khas Tradisional di The House Of Raminten.
 Gambar 0.3 Pramusaji Pria & Wanita (hipwee.com)

Dengan Rumah makan sebesar ini, harga makanannya tebilang cukup murah. Terutama untuk kalangan Mahasiswa, jadi tidak heran sampai Waiting list berpuluh-puluh orang. Makanan & minuman pun beragam dan enak. Disini saya duduk di lantai 2 dengan tempat duduk yang lesehan ,karena mau merasakan khas adat jawa. Lalu saya pertama-tama memesan minuman hangat yaitu susu jahe,karena disana turun hujan dan saya pun dibuat kaget  dengan bentuk gelas yang sungguh kreatif yang baru pertama kali saya lihat.
Gambar 0.5 Tempat makan di The House of Raminten (togetherwhatever.id)
Gambar 0.5 Tempat makan di The House of Raminten (togetherwhatever.id)
Tempat ini memang cocok untuk menjadi salah satu rumah makan yang patut dikunjungi apabila tengah berlibur di Yogyakarta. Tidak sulit menemukan rumah makan yang terletak di Jalan FM Noto Kotabaru, Yogyakarta, The House of Raminten ini buka selama 24 jam. Namun, apabila kita dan keluarga mampir ke sini pada hari libur atau akhir pekan, siap-siap untuk berada di waiting list karena The House of Raminten akan ramai dikunjungi.
                                                                                                     Gambar 0.6 Menu Minuman The House of Raminten (rodadanroti.com)
                                                                                                     Gambar 0.6 Menu Minuman The House of Raminten (rodadanroti.com)
Gambar 0.7 Menu Minuman The House of Raminten (rodadanroti.com)
Gambar 0.7 Menu Minuman The House of Raminten (rodadanroti.com)
Meski sudah populer, Hamzah H.S. tak berniat untuk membuka cabang di kota-kota lain. Padahal, banyak pengunjung yang ingin The House of Raminten ini buka di kota lain. Bagi pemilik rumah makan ini, The House of Raminten didirikan untuk menarik para wisatawan untuk pergi ke Yogyakarta. Ia ingin meningkatkan pariwisatanya, terutama di bidang kuliner tersebut.

TAMAN SARI YOGYAKARTA


TAMAN SARI YOGYAKARTA

Taman sari Yogyakarta merupakan cagar budaya warisan Keraton Yogyakarta yang masih dapat kita lihat berdiri gagah . Taman sari dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan HB I, pada tahun 1758. Sampai saat ini istana  Taman sari sudah mengalami beberapa kali renovasi sehingga terllihat menarik tanpa menghilangkan nilai historisnya. Taman sari terletak sekitar 300 meter sebelah barat dari Keraton Yogyakarta.
Keindahan Taman sari Yogyakarta salah satunya yaitu memiliki kolam air yang dikelilingi benteng setinggi 6 meter. Pada zaman dahulu Tamansari dipergunakan untuk mandi para istri-istri Sultan HB X. Ditempat tesebut anda akan menemukan tempat semacam menara yang dipergunakan untuk melihat dan mengamati istri-istrinya yang sedang mandi.
Saat memasuki pintu gerbang Taman sari, anda akan melihat gambar yang menceritakan keadaan Taman sari pada waktu yang lalu. Pada masa tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa dahulu Taman sari Yogyakarta terdapat kebun buah-buahan yang dapat di petik Sultan setiap hari. Buah-buahan tersebut seperti semangka, nanas dan mangga dan lain-lain. Taman sari pada waktu itu begitu sejuk dan segar karena masih banyaknya pepohonan yang tumbuh ditempat tersebut. Keindahan dan kesegaran alam di Taman sari pada waktu yang lalu sudah tidak dapat kita temu lagi sekarang karena ditempat tersebut sudah banyak didirikan pemukiman yang dilakukan oleh penduduk setempat. Penduduk yang menempati sekitar Taman sari Yogyakarta konon merupakan kerabat abdi dalem keraton yang sudah turun temurun.
Taman sari Yogyakarta dibangun oleh Sultan setelah penandatanganan perjanjian Giyanti tahun 1755 yang sebelumnya terjadi pepecahan diantara keluarga dalam keraton sendiri yang berakhir dengan pecahnya Mataram menjadi 2 bagian. Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Pendirian Tamansari dimaksudkan untuk menentramkan hati, istirahat dan berekreasi Sultan dan keluarganya. Selain itu Taman sari juga dipersiapkan sebagai sarana untuk benteng pertahanan dalam menghadapi musuh kerajaan. Arsitek dari bangunan berasal dari Portugis sehingga corak dari bangunan Taman sari ini bergaya seni arsitektur Eropa, akan tetapi simbol jawa yang ditonjolan disini nampak lebih dominan.
Taman sari Yogyakarta dibangun sebagai kompleks taman kerajaan yang terdiri dari : kolam pemandian, kanal air, ruangan-ruangan, dan sebuah kolam besar. Bangunan-bangunan pada Taman sari Yogyakarta terdiri dari :

  • Bagian Sakral yang terdapat di Taman sari Yogyakarta berupa bangunan yang sedikit menyendiri yang dulunya digunakan oleh Sultan dan keluarganya untuk melakukan semedhi atau pertapaan
  • Bagian Kolam Pemandian yang digunakan untuk membersihkan diri oleh Sultan dan keluarganya yang terdiri dari dua kolam yang dipisahkan oleh bangunan bertingkat. Air yang keluar dari dari pancuran yang berbentuk binatang dihiasi oleh pot-pot besar.
  • Bagian Pulau kenanga. yang terdiri dari beberapa bangunan yaitu Pulau Cemeti, Sumur Gumulih dan lorong-lorong yang berada dibawah tanah.
Pulau Cemeti atau Pulau Kenanga merupakan bangunan tinggi yang digunakan untuk tempat beristirahat dan dipakai untuk tempat pengintaian. Bangunan ini satu-satunya yang akan terlihat bilamana kanal air dibuka dan air akan memenuhi kawasan Pulau Kenanga. Jika dilihat dari atas, bangunan ini menyerupai bunga teratai yang berada ditengah kolam yang cukup besar.
Para wisatawan dapat menaiki menara Tamansari sehingga bisa menikmati pemandangan dari atas, dapat melihat pemandangan dengan lega, mengamati kedua kolam pada bagian utara dan bagiian selatan. Pada menara tersebut terdapat jendela dengan jeruji yang terbuat dari kayu yang masih asli belum pernah diganti dari pertama kali menara ini dibuat. Dari atas wisatwan juga dapat melihat rumah-rumah penduduk yang terletak disekitarnya yang dulunya sebelumnya merupakan kebun-kebun buah tersebut.
Setelah puas dengan pemandangan dari atas, maka wisatawan dapat kembali turun dan kembali menyusuri dan menjelajahi bagian yang lain dari Taman sari ini. Terdapat sebuah dapur yang bercorak kuno, dan terdapat juga sebuah masjid kuno yang arsitek cukup unik. Masjid tersebut mampunyai lantai berbentuk bulat yang terdiri dari dua lantai bertingkat. Ditengah Masjid terdapat sebuah kolam kecil yang diatasnya dibangun sebuah tangga yang melintang sehingga kalau dilihat memiliki keindahan seni yang cukup tinggi.
Dalam Taman sari dapat ditemukan sebuah terowongan kuno yang salah satunya dipercaya sebagai jalan pintas menuju laut selatan. Pada sisi utara terowongan terdapat bangunan kuno bertingkat dengan tempat datar diatasnya. Dari tempat tersebut wisatawan dapat melihat sejenak keindahan sekitar dan merasakan rasanya menjadi Sultan.
Lokasi
Tamansari masih berlokasi didalam kompleks Keraton Yogyakarta, tepatnya di sebelah barat dan selatan atau sebelah selatan Pasar Ngesem. Taman sari terletak di Kampung Taman, Kecamatan Keraton Kota Yogyakarta.
Akses